Tanda-Tanda Strict Parents, Penyebab & Dampaknya bagi Anak

BLOG - ALTA - Pengasuhan Anak - Apa itu Strict Parents, Ini Beberapa Dampaknya Pada Anak_19082022“Artikel ini berisi informasi tentang pengertian, ciri-ciri dan dampak strict parents pada anak”

Sebagai orang tua, Anda tentu ingin menerapkan pola asuh terbaik untuk anak. Namun, bagaimana ketika pola asuh yang Anda terapkan ternyata berdampak buruk bagi anak? Mungkin Anda belum mengenal istilah strict parents. Gaya asuh ini terkadang tidak sadari oleh para orang tua. Sebelum terlambat, kenali tanda-tandanya, yuk.

 

Pengertian Strict Parents

Istilah Strict Parents atau Strict Parenting merupakan sebutan untuk orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter. Mereka biasanya mempunyai harapan yang sangat tinggi kepada anak-anaknya, tanpa umpan balik yang setimpal. Strict parents juga lebih menekankan kepatuhan, dibanding mengajarkan anak untuk mengendalikan diri dan bertanggung jawab terhadap perilaku masing-masing.

 

Ciri-Ciri Strict Parents

Apakah Anda dan pasangan termasuk golongan Strict Parents? Kenali tanda-tandanya di bawah ini:

1. Tidak Membebaskan Anak untuk Memilih

Orang tua yang menerapkan pola asuk strict parenting enggan memberi anak pilihan. Mereka mempunyai aturan tersendiri dan memaksa anak untuk mengikuti cara yang mereka buat. Hanya ada sedikit ruang untuk bernegosiasi, sebab mereka menganggap pilihan orangtua adalah satu-satunya opsi terbaik. Biasanya, anak tidak diberi kesempatan untuk mengutarakan apa yang ia inginkan.

2. Tidak Percaya Kepada Anak

Strict parents umumnya tidak mempercayai anak-anaknya untuk bereksplorasi. Daripada membiarkan anak membuat keputusan sendiri dan menghadapi konsekuensi alami atas pilihan tersebut, orang tua lebih memilih untuk mengarahkan anak dan memastikan bahwa mereka tidak membuat kesalahan. Anak dianggap belum dewasa sehingga selalu membutuhkan pengawasan.

3. Tidak Ragu dalam Memberi Hukuman

ilustrasi-hyper-parenting--istockphotoIlustrasi Anak Sedang Dihukum (Sumber: Tirto.id)

Biasanya strict parents tidak ragu untuk memberikan hukuman kepada anak, termasuk hukuman fisik. Ini dilakukan setiap kali anak melanggar aturan yang telah dibuat. Dibandingkan memberi penjelasan kepada anak bahwa apa yang dilakukannya adalah salah, seorang strict parents lebih memilih memberi hukuman sebagai cara pendisiplinan.

4. Aturan yang Ketat

Strict parents mempunyai banyak aturan untuk anak-anaknya. Bahkan, hampir semua aspek kehidupan anak, baik di rumah maupun di depan umum diatur oleh orang tua. Mau tidak mau, suka tidak suka, anak harus mematuhi aturan tersebut di mana saja. Strict parents tidak menerima penolakan apapun, meski argumen yang dilontarkan oleh anak tak selalu  membahayakan dirinya. Tak ada ruang untuk kompromi dan bernegosiasi

5. Berbicara dengan Kata Kasar dan Mempermalukan

Anak yang dididik oleh strict parents terbiasa untuk dibanding-bandingkan di depan umum. Dianggap belum sempurna, tidak sebaik anak lainnya, bahkan diceritakan kekurangan serta kebiasaan buruknya secara berlebihan. Strict parents berpikir cara itu bisa membuat anak termotivasi, padahal yang terjadi adalah sebaliknya.

Baca juga: 5 Perilaku Toxic Parenting yang Berbahaya untuk Masa Depan Anak

 

Alasan Orang Tua Menjadi Strict Parents

Anda mungkin tidak menyadari penyebab pola asuh strict parenting yang diterapkan selama ini. Perlu diketahui, ada beberapa penyebab terbentuknya gaya asuh ini:

1. Pengalaman yang Sama

Orang tua yang dididik dengan banyak aturan dan otoriter akan mempraktikkan hal yang sama kepada generasi selanjutnya. Mereka menilai strict parenting adalah cara terbaik untuk membesarkan anak. Padahal, setiap generasi memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini juga dipengaruhi oleh teknologi, kebudayaan, serta lingkungan tempat anak bertumbuh.

2. Membuat Kesalahan di Masa Lalu

Tidak ada orang tua yang sempurna. Mungkin Anda dan pasangan pernah salah mengambil keputusan dalam hidup. Agar anak tak melakukan kesalahan serupa, Anda cenderung membatasi gerak-gerik anak dan memaksa mereka mematuhi aturan yang dibuat. Perlu diingat, anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, Anda bisa membiarkan mereka melakukan tindakan apapun tetapi tetap memberi tahu resiko yang bisa saja terjadi.

3. Cemas

Anak adalah titipan berharga dari Tuhan yang harus dijaga sebaik-baiknya. Sebagai orang tua, Anda tak ingin anak berada dalam bahaya. Namun, Anda harus sadar, anak akan tumbuh dan hidup mandiri. Kecemasan berlebih pada anak justru membuat mereka terkekang dan stres. Beri mereka batasan sewajarnya agar anak dapat bersosialisasi dengan baik.

4. Kurangnya Empati

Banyak orang tua yang acuh dengan isi hati sang anak. Mereka lebih memikirkan apa yang orang lain katakan dibanding perasaan buah hatinya. Tidak ada rasa bersalah ketika menghukum atau mempermalukan anak di depan umum. Kurangnya empati pada orang tua menyebabkan pola asuh otoriter. Anda dan pasangan bisa mencoba deeptalk dengan anak agar memahami apa yang mereka rasakan.

5. Merasa Paling Tahu

Jika dilihat dari usia, orang tua lebih dulu mengalami manis dan pahitnya kehidupan. Berbekal pengalaman yang terjadi sebelumnya membuat orang tua merasa paling tahu segalanya. Perhatikan bahwa apa yang dialami oleh orang tua belum tentu terulang di zaman sekarang. Anda dan pasangan harus bisa beradaptasi terhadap perubahan sebelum memutuskan menerapkan pola asuh yang strict.

Baca juga: 7 Permainan untuk Merangsang Motorik Anak Usia Dini

Dampak Strict Parents Terhadap Anak

Alih-alih membuat anak menjadi penurut, strict parents berpotensi terhadap hal-hal berikut:

1. Membuat Anak Suka Berbohong

 

dampak strict parentsIlustrasi Anak yang Berbohong (sumber: Popmama.com)

Ketika anak-anak didisiplinkan dengan pengekangan, kekerasan, dan tanpa kasih sayang, maka bisa memunculkan rasa takut. Untuk menghindari hukuman dari orang tua, anak-anak bisa saja berbohong. Contohnya, ketika di depan orang tuanya, anak berperilaku baik. Namun, ketika tidak ada orang tuanya, mereka kembali berperilaku buruk. Apalagi, orang tua strict parents tidak menyediakan kesempatan untuk anak mengutarakan kejujuran. Hal ini tentu bisa membuat anak suka berbohong dan menyembunyikan sesuatu. 

2. Tidak Bahagia dan Depresi

Dalam sebuah studi yang dirilis oleh The Journal of Psychology, dikatakan bahwa anak-anak yang memiliki orang tua strict parents cenderung tidak bahagia, cemas dan merasa khawatir, bahkan bisa menunjukkan gejala-gejala depresi. Mereka merasa tertekan dengan aturan yang dibuat, selalu merasa kurang karena ekspektasi orangtua yang berlebihan. Perkataan buruk yang kerap dilontarkan dapat membuat anak menjadi trauma.

3. Menjadikan Anak Tidak Percaya Diri

 

Ciri-ciri Strict Parents(Sumber: Parenting.co.id)

Dari sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Adolescence, remaja perempuan yang didikte oleh orangtua otoriter tidak bisa membuat keputusan sendiri ketika mereka diberi kesempatan. Hal ini disebabkan ketidakpercayaan diri dan terlalu sering didikte. Anak menganggap jalan hidupnya adalah milik sang orangtua. Anak merasa khawatir bahwa keputusan yang dibuat sendiri malah membahayakan di kemudian hari.

4. Mengundang Gangguan Perilaku

Pola asuh yang terlalu ketat dapat menimbulkan gangguan perilaku kepada anak. Sebab, anak dapat mencontoh perilaku orang tuanya yang menerapkan strict parenting. Ketika orang tua mendisiplinkan anaknya dengan paksaan, ancaman, kekerasan dan hukuman, maka anak bisa menirunya. Hasilnya, sifat membangkang, agresif, pemarah, serta impulsif bisa tertanam dalam diri anak.

5. Anak Berpotensi Menjadi ‘Tukang Bully’

Orang tua yang sering menggunakan kekerasan bisa mengundang sifat bully atau perundungan pada anak. Anak-anak belajar bahwa mereka bisa menggunakan paksaan bahkan kekerasan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dari teman-temannya. Menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam American Psychological Association, pola asuh strict parenting dapat membuat anak menjadi tukang bully atau berteman dengan orang-orang yang suka membully. 

Perlu diingat, bersikap tegas merupakan hal yang wajar dalam mendidik, namun jangan sampai lupa untuk memberikan apa yang menjadi hak anak, salah satunya kasih sayang. Begitupun dalam belajar, Anda memang harus tegas dalam menyuruh anak belajar, namun jangan terlalu memaksanya.

Daripada membuat anak tertekan, lebih baik bantu anak dengan fasilitas belajar yang menyenangkan dari altaschool. Berbagai fasilitas belajar yang tersedia di Alta School dapat membantu mengembangkan bakat dan minat anak sejak dini. Selain itu, Alta School juga menggunakan konsep homeschooling, yang mempermudah anak belajar dari rumah dengan nyaman. 

CTA Blog Alta School

Daftar Pustaka:

Chrismonica. (2022), ‘8 Ciri Strict Parents dan Dampak Buruknya Bagi Anak, Bisa Bikin Si Kecil Tidak Bahagia, Loh Moms’, Orami.co.id, 04 Juli 2022 [daring] Available at: https://www.orami.co.id/magazine/strict-parents 

Adzani, F. (2021), ‘Mengenal Apa Itu Strict Parents, Ciri-Ciri, dan Dampaknya’, Sehatq.com, 15 September 2021 [daring]. Available at: https://www.sehatq.com/artikel/ciri-ciri-strict-parents-dan-dampaknya-pada-anak 

Ananda. (2022), ‘Strict Parents: Pengertian, Ciri-ciri, & Dampak Anak Strict Parents’, Gramedia.com, Juni 2022 [daring]. Available at: https://www.gramedia.com/best-seller/strict-parents/ 

Daftar Gambar:

Orang Tua Memarahi Anaknya [daring] Available at: https://tirto.id/ambisi-dan-kekangan-orangtua-berakibat-buruk-pada-anak-anak-czyL

Anak Berbohong [daring] Available at: https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-old/dianarthasalina/alasan-umum-anak-suka-berbohong 

Anak Tidak Percaya Diri [daring] Available at: https://www.parenting.co.id/usia-sekolah/4-penyebab-anak-tidak-percaya-diri

Nurul Habibah