Erosi: Pengertian, Penyebab, Jenis, Dampak dan Cara Mencegah

erosi

Emosi Erosi itu apa sih? Mari kita simak tulisan yang asyik ini untuk mengetahui pengertian, penyebab, jenis, dampak, dan cara mencegahnya! 

Halo adik-adik! Kamu pernah dengar tentang hutan yang gundul, ga? Atau, kamu pernah lihat pembangunan jalan di daerah tempat tinggalmu? Nah, sebenarnya penggundulan hutan dan pembangunan jalan merupakan salah satu dari aktivitas manusia yang memperparah terjadinya erosi. 

Namun, kamu perlu tahu juga nih, kalau erosi sebenarnya merupakan proses alamiah yang terjadi di bumi.

Berarti, erosi tuh apa sih?

Makannya, yuk kita belajar tentang erosi supaya kamu makin paham lagi.

 

Pengertian Erosi

Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, erosi dapat diartikan sebagai pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-benda, seperti air mengalir, es, angin, dan gelombang atau arus. 

Duh, panjang banget ya? Oke, kakak coba rangkum. Singkatnya, erosi adalah proses hilangnya lapisan permukaan tanah ataupun batuan yang disebabkan oleh pergerakan air atau angin. Erosi berasal dari bahasa Latin, erosionem yang artinya menggerogoti. 

Nah, biasanya, tanah yang digunakan untuk menanam hasil pertanian dapat mengalami erosi yang lebih besar daripada tanah hutan. Kenapa? Karena, kalau kita perhatikan nih, hutan itu kan pohonnya besar-besar ya. Otomatis akarnya juga kuat sehingga dapat mengikat tanah. Sementara, tanaman pertanian seperti padi memiliki akar yang lebih lemah, yang akhirnya mengakibatkan erosi lebih mudah terjadi.

Lho, terus, kok erosi bisa terjadi? Oke, kakak akan jelaskan tentang apa aja sih penyebab dari erosi? 

Baca Juga: Fotosintesis: Pengertian, Faktor, Tempat Terjadi, & Hasilnya

 

Penyebab Erosi

Adik-adik, erosi bisa terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor iklim, topografi, vegetasi, jenis tanah, dan manusia. Kakak coba jelaskan dengan lebih rinci, ya!

1. Iklim

Iklim tuh faktor yang berperan penting banget dalam erosi. Soalnya, iklim berperan sebagai penghancur dan pembawa bagian tanah atau batuan ke tempat lain. Coba kamu tebak, kira-kira iklim apa yang paling mempengaruhi erosi? Ada yang jawab hujan? Yes! Jadi nih, curah hujan yang terjadi secara banyak dan terus-menerus akan membuat partikel tanah atau batuan pecah. Selain hujan, angin juga menjadi salah satu penyebab terkikisnya bagian tanah atau batuan secara perlahan. Misalnya kayak di gurun yang punya tanah sangat lapang dan anginnya yang cukup kencang.  

 

2. Topografi

Kamu asing ga sama istilah topografi? Jadi, topografi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi yang biasanya berkaitan dengan lereng. Nah, lereng ini kan bentuknya miring. Ternyata, kemiringan lereng menjadi penentu kecepatan aliran air yang mengikis permukaan tanah. Jadi, semakin lerengnya miring, semakin cepat juga air mengalir, dan otomatis proses erosinya pun semakin cepat terjadi. 

 

3. Vegetasi

Singkatnya, vegetasi itu penutup lahan atau tanaman yang tumbuh di atas permukaan tanah. Misalnya, pohon-pohon yang tumbuh di hutan atau rumput yang tumbuh di atas tanah. Intinya, semakin lebat dan banyak vegetasi yang tumbuh di atas tanah, maka akan mengurangi erosi yang terjadi. Soalnya, tanaman tersebut bisa menahan air hujan yang jatuh ke permukaan tanah yang berpotensi mengerosi permukaan tanah.

 

4. Jenis Tanah

Jenis tanah terbagi jadi 3 nih, adik-adik. Ada tekstur, kemantapan tanah, dan permeabilitas. Kakak bahas satu-satu ya.

Pertama ada tekstur. Tekstur tanah tuh macem-macem. Kalau tekstur tanahnya kasar dan butirannya besar-besar, akan sulit tererosi. Kalau tekstur tanahnya halus seperti tanah liat, juga sulit tererosi karena daya rekatnya tinggi. Tapi, kalau tekstur tanahnya berdebu dan berpasir halus, gampang banget tererosinya. 

Lanjut nih. Kalau kemantapan tanah, hubungannya sama struktur. Nah, tanah yang membulat atau granular termasuk yang strukturnya mantap karena tahan dengan pukulan erosi.

Terakhir ada permeabilitas atau bahasa gampangnya daya resap tanah. Kalau tanah tersebut punya daya serap yang bagus, air yang masuk ke tanah akan banyak. Tapi, kalau daya serapnya jelek, berarti airnya kan jadi ngambang tuh ya, hal ini nih yang membuat erosi gampang terjadi. 

Eits, masih ada satu penyebab lagi. Yaitu, kita, guys! Manusia! Hupft 🙁 Gimana ceritanya manusia bisa menyebabkan erosi?? Dah yuk disimak aja.

 

5. Manusia

Sebenernya, nggak semua manusia menyebabkan dan memperparah terjadinya erosi, ya! (Semoga kita ga termasuk di dalamnya). Biasanya, manusia yang membabat habis hutan yang lerengnya miring bisa memperparah erosi. Akibatnya bisa sampai menimbulkan bencana tanah longsor loh, adik-adik. Maka dari itu, sebagai manusia, kita harus bijak dengan menyayangi alam kita yang indah ini. 

Nah, setelah kamu mempelajari tentang penyebab erosi, kamu juga perlu tahu nih, kalau erosi punya beberapa jenis. Wah, ada apa aja tuh jenis-jenis erosi?  

 

Jenis-Jenis Erosi

Secara garis besar, jenis erosi dibagi berdasarkan tenaga pengikisnya. Ada erosi yang disebabkan oleh air, angin, laut, dan es. Markibas! Mari kita bahas!

1. Erosi oleh Air (Ablasi)

Ablasi otomatis disebabkan oleh air, dong yaa. Ya masa disebabkan oleh Naruto? :”) Biasanya, ablasi terjadi karena curah hujan yang tinggi. Ablasi ini dibagi lagi jadi beberapa jenis, adik-adik. Ini dia nih beberapa jenis ablasi:

a. Erosi Percik

Ingat aja. Percik. Berarti, erosi ini terjadi karena adanya percikan air hujan yang menyebabkan terkelupasnya partikel-partikel tanah. 

b. Erosi Lembar

Erosi lembar terjadinya di daerah lereng yang dikombinasikan dengan air hujan dan aliran permukaan.

c. Erosi Alur

Kamu ingat aja parit-parit kecil yang membentuk alur. Nah, erosi alur ini mengangkut partikel-partikel tanah oleh aliran air yang mengalir di permukaan tanah, dan membentuk parit-parit kecil (alur). Biasanya si parit-parit kecil ini lebarnya ga sampai 40 cm dan kedalamannya kurang dari 30 cm.

d. Erosi Parit

Kalau erosi alur kan paritnya kecil, nah kalau erosi parit, prosesnya sama aja seperti erosi alur. Bedanya lebar paritnya lebih besar, yaitu lebih dari 40 cm dan kedalamannya lebih dari 30 cm.  

Baca Juga: Apa Saja Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya?

 

2. Erosi oleh Angin

Mirip seperti ablasi, erosi oleh angin ini juga ada pembagiannya, adik-adik. Ada deflasi dan korosi. Ini dia penjelasan lengkapnya:

a. Deflasi

Deflasi itu erosi yang murni terjadi karena embusan angin yang langsung mengenai permukaan tanah atau batuan. 

b. Korosi

Korosi juga disebabkan oleh angin. Bedanya, angin pada korosi ini membawa butiran-butiran pasir yang menghantam tanah atau batuan. 

 

3. Erosi oleh Gelombang Laut (Abrasi)

Kamu pernah berkunjung atau liat foto-foto Nusa Penida, Bali kah? Coba deh, kamu googling Nusa Penida, yang keluar biasanya gambar tebing pantai. Nah, tebing pantai ini merupakan salah satu hasil dari erosi yang disebabkan oleh abrasi atau terjangan gelombang air laut.

 

4. Erosi oleh Es (Eksarasi)

Jenis erosi yang terakhir ada eksarasi atau erosi oleh es. Eksarasi disebabkan oleh pencairan massa es yang bergerak menuruni lereng pegunungan. Hasilnya bisa berupa fyord atau pantai yang berlereng curam dan berkelok-kelok akibat penenggelaman lembah glasial. Kalo di Indonesia agak sulit sih ini ditemukan. Coba deh kamu nonton film The Chronicles of Narnia; The Lion, The Witch, and The Wardrobe. Waktu Lucy dan Peter lagi dikejar-kejar serigala, mereka sempat mengapung di bongkahan es kann. Nah, kurang lebih penggambarannya seperti itu.

Wah, jenis erosi cukup banyak juga ya. Hmm, tapi, kira-kira erosi tuh berdampak pada apa aja sih? Penasaran aja atau penasaran banget? Xixixi, udah lahh ga usah malu-malu buat lanjutin baca~

 

Dampak Erosi

Nah, dari tadi kamu udah belajar nih tentang pengertian, penyebab erosi, sampai jenis-jenis erosi. Berarti, kamu juga udah tau kalo erosi membuat lapisan permukaan tanah bagian atas jadi berkurang atau menipis. Berkurangnya permukaan tanah ini ternyata berdampak pada penurunan kemampuan lahan, atau istilah lainnya adalah degradasi lahan

Selain itu, erosi juga berdampak pada penurunan kemampuan tanah terhadap resapan air. Akibatnya, ketika tanah menampung limpahan air dan tidak bisa terserap dengan baik, maka akan terjadi banjir. 

Terakhir, jika partikel-partikel tanah tadi sudah terbawa air atau angin akibat erosi, maka lapisan tanah yang subur dan baik akan hilang. Akibatnya, tanah yang sudah tererosi akan menghambat pertumbuhan tanaman. 

Berarti, dampak erosi ga main-main ya. Tapi tenang, adik-adik. Kakak punya beberapa cara ampuh untuk mencegah terjadinya erosi. Ada apa aja tuhh?

 

Cara Mencegah Erosi

Erosi kan erat banget kaitannya sama permukaan tanah, nih. Jadi, cara-cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya erosi pasti berkaitan juga sama tanah. Mulai dari konservasi tanah, terasering, contour farming, dan reboisasi. Tak usah berlama-lama, yuk langsung aja kita pelajari bersama~

1. Konservasi Tanah

konservasi tanah

Konservasi Tanah Vegetatif (Sumber: Ruangbelajar)

Cara pertama mencegah erosi adalah dengan melakukan konservasi tanah. Maksudnya gimana tuh? Singkatnya, konservasi itu memelihara dan melindungi sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan. Berarti, konservasi tanah adalah memelihara dan melindungi tanah dengan pemilihan vegetasi yang tepat.  

Baca Juga: Pengertian Makhluk Hidup dan 9 Ciri-cirinya

 

2. Terasering

terasering

Terasering (Sumber: Ruangbelajar)

Kalo kamu lagi jalan-jalan ke daerah Puncak atau Bandung, Jawa Barat atau daerah dataran tinggi lainnya, hampir pasti kamu akan menemui terasering. Jadi, sistem terasering merupakan lahan miring yang dibuat bertingkat-tingkat untuk pertanian. Dalam terasering, air hujan yang jatuh tidak langsung mengalir ke bawah, melainkan akan terhambat oleh tanaman yang tumbuh di sepanjang lahan terasering ini. Akibat baiknya, tanah jadi sangat sulit untuk terkikis atau tererosi.  

 

3. Contour Farming

contour farming

Contour Farming (Sumber: Ruangbelajar)

Selain konservasi tanah dan terasering, contour farming juga dapat mencegah erosi karena tanaman yang ditanam menyesuaikan dengan garis kontur suatu permukaan tanah. Teknik ini akan membuat akar tanaman lebih kuat, sehingga dapat menahan tanah dari erosi saat hujan deras terjadi.  

 

4. Reboisasi

reboisasi

Reboisasi (Sumber: Ruangbelajar)

Cara pencegahan terakhir adalah reboisasi atau penghijauan. Dalam hal ini, penghijauan yang dimaksud adalah menanam kembali hutan-hutan yang telah gundul. Memang sih, cara ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali menumbuhkan pohon. Tapi coba bayangkan 15 sampai 20 tahun lagi ketika pohon-pohon yang ditanami ulang sudah tumbuh tinggi dan rimbun. Wah, kita akan bersyukur banget karena melakukan tindakan pencegahan erosi dari jauh-jauh hari. 

Mantap, udah cukup panjang juga nih pembahasan tentang erosi. Semoga kamu sudah paham ya. Kakak cukupkan pembahasannya sampai sini dulu. Tapi, kamu juga bisa banget lho belajar lebih banyak tentang Sains, Matematika, dan pelajarannya lainnya bersama  guru terbaik di homeschooling Alta School.

Alta School

Referensi:

Dinamika Litosfer: Eksogen [luring]. Modul Kilat UTBK, Ruangguru. Tautan daring: https://docs.google.com/document/d/1V4bLTYy1oX-csHfNiYAn73fBfuP_gA7MOUJYrA4ZCwA/edit (Diakses: 3 Agustus 2023)

Pengertian Erosi: Faktor Penyebab, Dampak, dan Cara Pencegahannya [daring]. Tautan: https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-erosi/#Dampak_Erosi (Diakses: 3 Agustus 2023)

Video Ruang Belajar. Faktor-Faktor Memengaruhi Erosi. [daring]. Tautan: https://docs.google.com/document/d/1ejSzKVEUnDpc0vyo6cMF4b1y3g9-_J-F8JKubIAiIAk/edit (Diakses: 3 Agustus 2023)

Apa Itu Erosi: Definisi, Penyebab, Dampak & Macam-macam Jenisnya [daring]. Tautan: https://tirto.id/f8FF (Diakses: 3 Agustus  2023)

Pendugaan Erosi Lahan Berbasis Aplikasi WEPP (Water Erosion Prediction Project) di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang [tesis, daring] Tautan: https://eprints.umm.ac.id/35872/3/jiptummpp-gdl-yogaekopra-48766-3-babii.pdf (Diakses: 3 Agustus  2023)

Sumber Gambar:

Konservasi Tanah Vegetatif. Sumber: video ruangbelajar.

Terasering. Sumber: video ruangbelajar.

Contour Farming. Sumber: video ruangbelajar.

Reboisasi. Sumber: video ruangbelajar.

(Diakses 23 Agustus 2023)

Laras Sekar Seruni