Apa Itu Broken Home? Ini Dampak Buruknya bagi Anak

broken home

Broken home adalah salah satu kondisi yang bisa terjadi pada keluarga siapa saja. Bagaimana dampaknya bagi anak? Simak penjelasannya di artikel berikut ini!

– –

Dalam kehidupan rumah tangga, terdapat berbagai macam kondisi yang bisa mempengaruhi keberlangsungan hidup berkeluarga. Ada yang membuat keluarganya menjadi harmonis dan hubungan antara satu sama lain semakin erat, ada yang membuatnya semakin renggang.

Salah satu dampak dari hal yang membuat keluarga menjadi renggang adalah terjadinya keluarga broken home. Broken home adalah sebuah situasi yang terjadinya perceraian atau perpisahan antara kedua orang tua.

Meskipun broken home terjadi pada orang tua, tapi terdapat efek samping yang diterima oleh anggota keluarga lainnya, terutama anak-anak. Kira-kira, apa dampak buruk yang dialami oleh anak yang memiliki keluarga broken home?

 

Dampak Buruk Broken Home

Studi menyebutkan terdapat beberapa hal yang berdampak pada anak ketika orang tuanya mengalami broken home, yaitu sebagai berikut:

  • 1. Psikologis kesejahteraan dan kepribadian anak terancam
  • 2. Anak-anak memiliki ketakutan akan ditinggalkan oleh orang-orang sekitarnya.
  • 3. Anak-anak kesulitan untuk mempercayai orang lain.
  • 4. Terjalin komunikasi yang tidak efektif sehingga sulit untuk mempertahankan hubungan.
  • 5. Anak-anak memiliki kecenderungan untuk melukai diri sendiri.
  • 6. Anak-anak memiliki risiko terdiagnosa oleh depresi, bipolar, kecemasan, gangguan kepribadian dan gangguan makanan.

Hal tersebut bisa terjadi karena anak-anak melihat orang tua mereka tidak rukun dan sering bertengkar. Ketika orang tua sering bertengkar di hadapan anak-anak, maka mereka akan menerima dampak negatifnya. 

Baca Juga: Perilaku Toxic Parenting, Penyebab & Cara Menghindarinya

 

Tanda Anak Menerima Dampak Negatif dari Pertengkaran Orang Tua

Terdapat beberapa tanda anak menerima dampak negatif dari pertengkaran orang tuanya, yaitu sebagai berikut:

  • 1. Mengalami masalah kesehatan
  • 2. Sering merasa malu yang berlebihan
  • 3. Kurangnya kepercayaan diri
  • 4. Munculnya rasa takut yang tidak logis dan gangguan kecemasan
  • 5. Mengalami depresi
  • 6. Memiliki pemikiran untuk bunuh diri
  • 7. Memiliki gangguan terhadap perkembangan akademik
  • 8. Tidak mempercayai orang tua
  • 9. Mereka berhenti menjadi anak
  • 10. Gejolak emosi yang tinggi
  • 11. Kemiskinan
  • 12. Kesulitan untuk tidur
  • 13. Perilaku antisosial
  • 14. Mengalami mimpi buruk

Hal-hal di atas dapat terjadi bila anak sering melihat kedua orangtuanya bertengkar, tidak merasakan kerukunan di dalam rumah, terlebih jika orang tuanya cerai. 

Oleh karena itu penting untuk memelihara rasa kasih sayang di dalam rumah tangga agar setiap anggota keluarga dapat memiliki hubungan yang harmonis.

 

Cara Membantu Anak yang Terkena Dampak Broken Home

Namun bagaimana jika anak sudah berada dalam kondisi keluarga yang broken home? Apakah sudah terlambat?

Tentu saja tidak. Meskipun orang tua sudah tidak rukun, menelantarkan anak tentu bukan sebuah jawaban. Karena hubungan anak akan tetap ada meskipun kedua orang tuanya berpisah. 

Oleh karena itu sebagai orang tua yang sudah pisah atau pengasuh anak sudah sepatutnya melakukan sesuatu kepada anak agar tidak terjebak dalam dampak negatif dari keluarga broken home

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua atau pengasuh untuk membantu anak yang sedang berada di dalam kondisi keluarga broken home, yaitu sebagai berikut:

1. Menjadi suportif

Sebagai orang tua atau pengasuh, Anda sebaiknya menunjukkan kepada anak bahwa Anda memberikan dukungan dan tidak menghakimi jika anak Anda dengan salah satu orang tua memiliki hubungan yang tidak baik. 

Hal ini wajar terjadi karena pengalaman anak melihat bagaimana ayahnya berperilaku kepada ibunya atau sebaliknya. Maka dari itu, anak yang memiliki hubungan yang tidak baik dengan salah satu orang tua dapat dipahami.

2. Ajari anak untuk menyayangi diri sendiri

Tidak jarang dalam kondisi keluarga yang broken home, anak bisa jadi menyalahkan diri sendiri atas ketidak rukunan kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, pastikan anak untuk tidak merasa demikian. 

Selain itu penting untuk mengajari anak bagaimana caranya menyayangi diri sendiri. Bahwa kehadirannya di dunia ini bukanlah sebuah kesalahan dan penyebab rumah tangga runtuh.

3. Jangan libatkan anak dalam konflik

Pada dasarnya anak lahir tanpa memahami apa-apa. Jangan jadikan anak Anda sebagai alat untuk menyelesaikan perselisihan yang sedang terjadi. Buatlah konflik tersebut selesai di tangan Anda dan pasangan Anda.

Baca juga: Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak dan Tips Mengajarkannya

4. Bantu anak menemukan tempat yang aman

Anak Anda akan membutuhkan tempat yang aman untuk berekspresi dan berefleksi tanpa adanya ketakutan dan adanya kemungkinan untuk dihakimi. Misalnya bisa berupa waktu eksklusif bersama Anda. 

Biarkan anak mengeluarkan seluruh emosi yang dirasakannya, seperti menangis, marah, sedih dan mengungkapkan emosi lainnya. Jika diperlukan, buatlah sebuah pertemuan antara anak Anda dengan ahli kesehatan mental seperi psikolog. 

Dengan demikian psikolog bisa membantu anak Anda untuk menangani dampak dari broken home.

5. Perhatikan perilaku anak

Salah satu efek buruk dari perasaan bersalah yang dirasakan anak adalah perilaku melukai diri sendiri. Lebih buruknya, anak juga bisa memiliki pemikiran untuk bunuh diri. 

Oleh sebab itu penting untuk meyakini kepada anak bahwa apa yang terjadi antara Anda dan pasangan Anda tidak ada kaitannya dengan anak Anda. 

Berikan afirmasi positif dan kasih sayang kepadanya terus menerus agar anak terhindar dari perilaku melukai diri atau pemikiran untuk bunuh diri.

Bagaimana? Sudah paham mengenai broken home dan dampaknya? Selalu perhatikan anak Anda apakah mengalami dampak-dampak tersebut. 

Anda tidak perlu ragu untuk meminta bantuan professional jika perlu. Selain itu penting untuk memberi dukungan terhadap pendidikan anak Anda di Alta School.

Alta School tak hanya menyediakan pendidikan untuk anak TK dan SD, namun juga sudah ada untuk tingkat PAUD. Berbagai fasilitas belajar yang menarik dari Alta School bukan hanya berguna untuk membantu anak Anda mengenal banyak kosakata, namun juga membantu Ia meningkatkan minat dan bakatnya sejak dini. Lalu, yang paling menarik, Alta School telah menggunakan konsep belajar homeschooling, jadi anak bisa belajar dari rumah dan tetap dalam pengawasan Anda.

Alta School Coba Gratis

Referensi: 

https://www.babygaga.com/15-negative-ways-kids-from-broken-homes-get-affected/#lack-of-self-confidence

https://dictionary.apa.org/broken-home 

https://www.healthshots.com/mind/mental-health/ways-to-help-children-from-a-broken-family-to-avoid-psychological-problems/

Muhammad Azka Rais