Disleksia pada Anak, Apa Penyebab dan Cara Mengatasinya?

Edukasi - Disleksia

Apakah anak mengalami kesulitan membaca, menulis dan mengeja? Bisa jadi hal itu termasuk ciri-ciri disleksia. Apa itu disleksia? Yuk simak di artikel berikut ini!

Halo Ayah Bunda!

Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam mempelajari berbagai hal, termasuk membaca, menulis, dan mengeja. Akan tetapi, Ayah dan Bunda harus waspada mengenai gangguan belajar yang bisa saja dialami oleh anak. Dalam dunia medis, terdapat jenis-jenis gangguan belajar, lho. Sebut saja disleksia, dispraksia, hingga disgrafia. Mungkin istilah tadi masih asing di telinga, ya.

Namun, alangkah baiknya jika Ayah dan Bunda bisa mengenali tanda-tanda serta penanganan yang tepat untuk mengatasi gangguan belajar, khususnya disleksia. Nah, di artikel ini, kita bakal membahas lebih lanjut mengenai penyakit disleksia. 

 

Pengertian Disleksia

“Apa sih disleksia itu?”

Disleksia adalah gangguan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis dan mengeja. Biasanya, penderita disleksia mengalami kendala dalam membedakan huruf atau angka. Misalnya, huruf g dibaca sebagai angka 9. 

Anak-anak yang menderita disleksia juga susah memahami bunyi abjad, sehingga sulit mempelajari kata-kata baru meskipun sudah menghapal beberapa macam kosakata. Perlu diketahui, Disleksia tidak berkaitan dengan kecacatan pada indera penglihatan, melainkan adanya disfungsi dari suatu bagian di otak.

Penelitian menyebutkan bahwa 1 dari 5 anak yang kesulitan belajar menderita disleksia. Sayangnya, hal ini tidak dapat diketahui oleh para orang tua hingga anak memasuki usia belajar calistung. Namun, Ayah Bunda tak perlu khawatir, sebab disleksia tidak berbanding lurus dengan kecerdasan sang buah hati.

 

Perbedaan Disleksia dengan Speech Delay

Sebagian orang masih keliru membedakan disleksia dengan speech delay. Jika penderita disleksia memiliki kesulitan dalam membaca, speech delay merupakan gangguan berkomunikasi atau berbicara. Namun, terdapat riset yang menyebutkan bahwa penderita disleksia juga dapat mengalami speech delay meskipun tidak semua anak yang mengalami disleksia demikian.

Baca juga: Tanda Anak Terkena Speech Delay dan Cara Mengatasinya

 

Penyebab Disleksia

Belum diketahui secara pasti apa penyebab dari penyakit disleksia pada anak. Sejumlah penelitian mengatakan disleksia dapat dipengaruhi oleh genetik atau riwayat keluarga. Kelahiran prematur, infeksi pada janin saat berada di dalam kandungan, serta paparan zat nikotin, alkohol, maupun NAPZA juga meningkatkan resiko anak menderita disleksia.

 

Gejala Disleksia

Anak yang mengidap gangguan disleksia umumnya menunjukkan tanda atau ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kesulitan mempelajari nama dan bunyi huruf

Biasanya anak dapat mempelajari bunyi huruf yang mirip dengan mudah. Misalnya huruf “p” dan “q”, huruf “b” dan “d”, atau huruf “s” dan “z”. Namun bagi penderita disleksia hal ini merupakan sebuah kendala. Bila dilihat dari tulisan yang dibuatnya, orang tua atau pengajar dapat melihat kesalahan penulisan huruf yang berulang-ulang.

 

2. Kesulitan mengeja kata

Selain huruf, anak yang mengalami disleksia juga kesulitan mengeja kata yang memiliki rima yang sama. Misalnya,  kata “pagar” dan “pasar”, kata “kotak” dan “katak, dan berbagai macam kata lainnya. Jika Ayah Bunda mendapati anak kesulitan membedakan kata-kata yang serupa, maka bisa jadi mereka mengalami disleksia.

 

3. Kesulitan menulis angka dan huruf

Tidak hanya huruf, angka juga menjadi kendala yang dihadapi oleh penderita disleksia. Misalnya dalam menuliskan kata “pergi”, bisa jadi malah ditulis, “per9i”, “kaki” menjadi “kak1”, dan sebagainya. Bagi mereka, bentuk huruf dan angka yang serupa hampir tidak dapat dibedakan, sehingga penulisannya bisa jadi tertukar. 

 

4. Sulit membedakan kanan dan kiri

Salah satu kendala yang dihadapi oleh penderita disleksia adalah membedakan kanan dan kiri. Hal ini berhubungan dengan sulitnya menerima informasi baru atau mengolah memori jangka pendek. Itu sebabnya, mereka membutuhkan informasi yang berulang-ulang untuk memahami instruksi arah.

Ketika anak mendengar petunjuk arah, seperti “Setelah lampu merah, belok kanan sampai bertemu pertigaan, kemudian belok kiri dan berhenti di pos polisi.” Penggalan informasi ini tidak dapat langsung dimengerti oleh penderita disleksia.

Baca juga: 10 Cara Mudah Mengajarkan Anak Membaca di Rumah

 

Cara Mengatasi Anak yang Mengalami Disleksia

Memiliki anak dengan disleksia pasti membuat Ayah dan Bunda merasa khawatir tentang masa depannya. Berikut tips yang bisa Ayah Bunda lakukan untuk mengatasi disleksia pada anak:

 

1. Bicara kepada anak mengenai kondisinya

Ketidakmampuan anak dalam menulis dan membaca berpengaruh terhadap kepercayaan diri mereka, terlebih jika anak sudah memasuki usia sekolah. Alangkah baiknya, jika Ayah dan Bunda bicara dari hati ke hati tentang kondisi yang mereka alami.

Jelaskan bahwa disleksia bukanlah tanda mereka tak pintar, melainkan rintangan yang perlu dihadapi dengan sabar. Ayah dan Bunda juga bisa berkonsultasi dahulu dengan psikolog anak atau guru sebelum berbicara pada si kecil.

 

2. Gunakan elemen visual dalam pembelajaran

Anak dengan gangguan disleksia sulit membedakan bentuk dan bunyi dari abjad maupun angka. Nah, untuk membantu mereka belajar, orang tua atau guru bisa menggunakan elemen visual berupa gambar.

menggunakan-buku-bergambar-untuk-penderita-disleksia

Menggunakan buku cerita bergambar untuk media pembelajaran anak disleksia (Sumber: unsplash.com)

Sebelum mengajarkan kata dan angka, ajarkan mereka melalui gambar terlebih dahulu. Misalnya, tunjukkan kepada anak gambar ayam berulang-ulang sebelum meminta mereka menulis kata “ayam”.

 

3. Gunakan metode kinestetik

Kinestetik adalah cara belajar dengan melibatkan gerakan tubuh. Selain mengantisipasi rasa bosan, kinestetik juga membantu penderita disleksia untuk memahami pelajaran, khususnya yang berhubungan dengan angka dan hitung-hitungan.

Contoh, ajak anak untuk berhitung jumlah kue di atas meja. Anda bisa menambah atau mengurangi jumlah kue tersebut sambil mengajarkan anak matematika. Cara ini akan memudahkan anak yang menderita disleksia karena tubuh mereka akan ikut ‘menghapal’ angka-angka dan instruksi singkat.

 

4. Meminta bantuan kepada terapis bahasa

Disleksia adalah salah satu kesulitan di bidang bahasa, khususnya fonologis. Penderita disleksia kesusahan menerima informasi bunyi huruf dari kata yang mereka baca, tulis, atau yang baru dipelajari. Nah, Ayah dan Bunda bisa meminta bantuan pada terapis bahasa untuk mengajarkan anak mengenali bunyi dengan baik. Terapi bahasa dapat dilakukan oleh psikolog atau ahli patologi wicara-bahasa yang berfokus pada kemampuan belajar anak.

 

Kelebihan Anak Disleksia

Meski kesulitan dalam membaca dan mengenali bunyi abjad, nyatanya anak dengan gangguan disleksia memiliki keunggulan dibanding anak-anak seusianya, seperti:

1. Mempunyai kecerdasan spasial

Kecerdasan spasial adalah kemampuan individu dalam memahami, membayangkan, mengingat, ataupun berpikir secara visual. Mereka memiliki memori yang lebih kuat terhadap gambar dibanding tulisan. Itu sebabnya, beberapa desainer busana terkenal di dunia mengidap disleksia.

2. Imajinatif

Anak disleksia berusaha mengolah dan memahami informasi dengan membayangkan sebuah gambar. Mereka mengidentifikasi huruf dan angka melalui imajinasi di kepalanya. Dari keterbatasan yang dimiliki, anak disleksia senantiasa melatih daya fokus dan memusatkan perhatian mereka terhadap visual.

3. Empati Tinggi

Kelebihan yang tak kalah penting dimiliki oleh anak disleksia adalah empati. Tumbuh dengan perbedaan kemampuan membuat mereka menghargai kondisi yang dialami oleh orang lain. Empati sendiri dibutuhkan dalam membangun hubungan antar sesama.

Itu tadi penjelasan lengkap mengenai disleksia. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Ayah Bunda, ya! Nah, agar kemampuan membaca dan menulis anak semakin terasah, Ayah Bunda bisa lho mendaftarakan mereka ke Altaschool.

Alta School tak hanya menyediakan pendidikan untuk anak TK dan SD, namun juga sudah ada untuk tingkat PAUD. Berbagai fasilitas belajar yang menarik dari Alta School bukan hanya berguna untuk membantu anak Anda mengenal banyak kosakata, namun juga membantu Ia meningkatkan minat dan bakatnya sejak dini. Lalu, yang paling menarik, Alta School telah menggunakan konsep belajar homeschooling, jadi anak bisa belajar dari rumah dan tetap dalam pengawasan Anda.

CTA Blog Alta School

Referensi:

Bates, Michael. ND. Directional Dyslexia. [Daring] https://www.dyslexia-reading-well.com/directional-dyslexia.html.

Major, Sarah. 2022. 8 Secrets for Teaching Children With Dyslexia. [Daring] https://child1st.com/blogs/dyslexia/113549575-8-secrets-for-teaching-children-with-dyslexia. (Accessed: 14 January 2023)

Martinelli, Katherine. ND. Understanding Dyslexia. [Daring] https://childmind.org/article/understanding-dyslexia/. 

Orami. 2019. Tanda-Tanda Disleksia Anak Usia Sekolah. [Daring]. https://www.orami.co.id/magazine/tanda-tanda-disleksia-anak-usia-sekolah.

Orami. 2022. Ketahui Disleksia pada Anak, Gangguan Belajar yang Ditandai Sulit Membaca, Menulis, dan Bicara. [Daring] https://www.orami.co.id/magazine/disleksia.

Pittara. 2022. Disleksia. [Daring] https://www.alodokter.com/disleksia.

Tim Promkes. 2022. Mengenal Disleksia. [Daring] https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1434/mengenal-disleksia.

Dyslexia Help. 2022 [Daring]. http://dyslexiahelp.umich.edu/dyslexics/learn-about-dyslexia/what-is-dyslexia/the-many-strengths-of-dyslexics 

Sumber Gambar:

Elemen visual untuk disleksia. [Daring]. https://unsplash.com/photos/jemgmDw4LJ4

Diakses 14 Januari 2023. 

 

Muhammad Azka Rais