Sistem Gerak Manusia: Organ, Fungsi, dan Gangguannya

Sistem gerak manusia

Seperti apa pengertian, organ, fungsi, maupun kelainan dan gangguan yang dapat menyerang sistem gerak pada manusia? Berikut uraiannya!

Mengapa manusia bisa bergerak? Jawabannya adalah karena manusia memiliki sistem gerak, yang terdiri atas berbagai organ yang memungkinkan manusia untuk melakukan pergerakan, mulai dari gerakan sederhana, hingga gerakan yang rumit. Apa itu sistem gerak pada manusia? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

 

Pengertian Sistem Gerak Manusia

Sistem gerak adalah kesatuan pada tubuh yang membuat manusia bisa bergerak seperti yang dikehendaki. Fungsi sistem gerak adalah untuk memungkinkan manusia bergerak bebas dan berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Sistem gerak pada manusia terdiri atas: 

  • Alat gerak aktif, yaitu otot-otot yang menempel pada tulang dan rangka
  • Alat gerak pasif, yaitu sekumpulan tulang yang membentuk rangka manusia
  • Persendian, yang berfungsi sebagai penghubung antar tulang

 

Organ Sistem Gerak Manusia dan Fungsinya

Seperti yang sudah disebutkan di atas, organ atau komponen yang termasuk dalam sistem gerak manusia adalah otot, rangka, dan persendian. Apa fungsi dari masing-masing organ sistem gerak manusia ini?

 

1. Otot

Dalam kehidupan sehari-hari, otot disebut juga sebagai daging. Tulang-tulang yang menyusun kerangka tubuh manusia tertutup oleh otot-otot. Dengan adanya kerja otot, maka tubuh dapat digerakkan. Oleh sebab itu, otot disebut sebagai alat gerak aktif, sedangkan rangka atau tulang disebut sebagai alat gerak pasif.

Berdasarkan jenisnya, otot dibagi menjadi tiga, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Secara umum, fungsi otot antara lain:

  • Sebagai penggerak tulang-tulang sehingga menghasilkan sebuah gerakan sesuai yang diinginkan.
  • Memberikan bentuk luar tubuh bersama dengan rangka.

Baca juga: Hewan Invertebrata, Pengertian, Ciri, Peran dan Contohnya

 

2. Rangka

Rangka tubuh manusia tersusun oleh 206 potong tulang yang saling berhubungan. Fungsi rangka antara lain:

  • Menegakkan tubuh
  • Menentukan bentuk tubuh
  • Sebagai pelindung pada organ yang sifatnya lunak
  • Sebagai tempat melekatnya otot
  • Sebagai tempat pembentukan sel darah merah
  • Sebagai alat gerak pasif

Tulang-tulang yang menyusun rangka terdiri atas 3 kelompok besar yaitu tengkorak, badan, dan anggota gerak. Tulang anggota gerak pada manusia terdiri atas tulang anggota gerak atas, yang bersambungan dengan gelang bahu, serta tulang anggota gerak bawah, yang bersambungan dengan gelang pinggul.

 

a. Rangka anggota gerak bagian atas

Tulang anggota gerak bagian atas terdiri atas gelang bahu, dua tulang lengan atas, dua tulang pengumpil, dua tulang hasta, enam belas tulang pergelangan tangan, sepuluh tulang telapak tangan, dan 28 tulang jari tangan. Tulang hasta dan tulang pengumpil merupakan tulang lengan bawah. Tulang hasta letaknya searah dengan sisi kelingking, sedangkan tulang pengumpil letaknya searah dengan ibu jari. Tulang pengumpil dapat digerakkan di atas tulang hasta (memutar).

Gambar rangka anggota gerak bagian atas dan bagian bawah

Gambar rangka anggota gerak bagian atas dan bagian bawah (Sumber: brainly.co.id)

 

b. Rangka anggota gerak bagian bawah

Tulang anggota gerak bagian bawah terdiri atas gelang panggul, dua tulang paha, dua tulang tempurung lutut, dua tulang kering, dua tulang betis, empat belas tulang pergelangan kaki, sepuluh tulang telapak kaki, dan 28 tulang jari kaki. Kaki atau tungkai memiliki fungsi utama untuk menopang berat tubuh dan mengatur gerak tubuh ketika berjalan.

 

3. Persendian (Sendi)

Sendi adalah tempat bertemunya dua buah tulang. Sendi diikat oleh ligamen dan tendon. Berdasarkan kemampuannya dalam bergerak, sendi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sendi dengan gerakan bebas (diartrosis), sendi dengan gerakan terbatas (amfiartrosis), dan sendi yang tidak dapat bergerak (sinartrosis).

 

a. Sendi Gerak (Diartrosis)

Sendi gerak atau diartrosis adalah persendian dengan gerakan bebas dan mobilitasnya cukup besar. Persendian ini umumnya ditemukan pada hubungan antara tulang-tulang panjang. Persendian ini dibedakan menjadi lima, yaitu:

  • Sendi Engsel, merupakan sendi yang memungkinkan pergerakan tulang pada satu arah. Contoh sendi engsel yaitu sendi pada lutut dan siku. 
  • Sendi Pelana, merupakan sendi di mana salah satu tulang bisa digerakkan menuju dua arah. Contoh sendi pelana yaitu sendi yang menghubungkan ruas jari dengan telapak tangan. 
  • Sendi Geser, merupakan sendi yang memungkinkan terjadinya gerakan pergeseran pada tulang. Contoh sendi geser yaitu sendi-sendi pada ruas tulang belakang. 
  • Sendi Putar, merupakan sendi di mana salah satu tulang dapat bergerak karena mempunyai poros pada tulang yang lain. Contoh sendi putar yaitu sendi yang menghubungkan tulang hasta dan tulang pengumpil. 
  • Sendi Peluru, merupakan sendi di mana salah satu tulang berbentuk bonggol, sehingga tulang itu dapat bergerak ke segala arah. Contoh sendi peluru yaitu sendi yang menghubungkan tulang lengan dengan tulang gelang bahu serta tulang paha dan tulang gelang panggul.

 

b. Sendi Kaku (Amfiartrosis)

Sendi kaku atau amfiartrosis merupakan persendian yang memiliki gerakan terbatas. Persendian ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Simfisis, yakni amfiartrosis di mana antar tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk seperti cakram. Contohnya adalah hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.
  • Sindesmosis, yakni amfiartrosis di mana antar tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Contohnya adalah persendian antara fibula dan tibia.

 

c. Sendi Mati (Sinartrosis)

Sendi mati atau sinartrosis merupakan sendi yang tidak bisa bergerak dan hanya bisa diam. Persendian ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Sinartrosis sinfibrosis, yakni sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat fibrosa. Contoh: persendian tulang tengkorak.
  • Sinartrosis sinkondrosis, yakni sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang rawan. Contoh: hubungan antar segmen pada tulang belakang.

 

Komponen Sistem Gerak Manusia Lainnya

Selain ketiga komponen di atas, ada juga komponen lainnya yang juga berperan dalam sistem gerak pada manusia. Di antaranya yaitu:

 

1. Tendon

Tendon adalah jaringan keras yang berfungsi menghubungkan otot ke tulang. Jaringan ini sebagian besar terdiri atas kolagen.

 

2. Ligamen

Ligamen adalah jaringan keras yang mengelilingi sendi dan turut membantu sendi dalam menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lain. Ligamen tersusun atas kolagen dan serat-serat elastik, sehingga masih dapat meregang.

 

Baca juga: Hewan Vertebrata, Pengertian, Ciri, Klasifikasi & Contohnya

 

3. Tulang Rawan

Tulang rawan adalah tulang lunak yang mengelilingi ujung dari dua tulang yang membentuk sendi. Tulang rawan yang normal memiliki tekstur yang lebih halus tetapi padat. Fungsi tulang rawan adalah untuk menyerap tekanan serta gesekan berlebih ketika tubuh bergerak.

 

4. Saraf

Pada sistem gerak manusia, saraf berfungsi untuk mengontrol kontraksi otot skeletal serta menginterpretasikan informasi rangsangan. Secara umum, saraf juga berfungsi untuk mengkoordinasi aktivitas yang ada pada sistem organ di tubuh.

 

5. Bursae

Bursae adalah suatu kantong berisi cairan yang bertindak sebagai bantalan dan mengurangi gesekan di permukaan organ tubuh yang bergerak, seperti tulang, otot, tendon, dan kulit.

 

Gangguan dan Kelainan pada Sistem Gerak Manusia

Kelainan dan gangguan pada sistem gerak manusia juga dapat terjadi, sama halnya dengan sistem lainnya pada tubuh manusia, seperti sistem peredaran darah atau sistem pernapasan manusia. Gangguan dan kelainan ini dapat menghambat gerakan manusia saat melakukan aktivitas sehari-hari. 

Beberapa kelainan atau gangguan pada sistem gerak manusia yang umum terjadi, antara lain:

 

1. Osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi yang menyebabkan tulang menjadi keropos dan rapuh karena kekurangan kalsium, maupun produksi hormon, sehingga tulang akan mudah patah. Patah tulang akibat osteoporosis sering terjadi pada pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang. Dalam beberapa kasus, tulang kering juga dapat mengalami osteoporosis yang membuatnya rentan mengalami patah tulang.

 

2. Artritis

Artritis adalah peradangan pada satu atau lebih sendi, yang menyebabkan kekakuan dan rasa nyeri yang dapat memburuk seiring pertambahan usia. Artritis dapat terjadi akibat penyebab yang berbeda-beda, termasuk keausan, infeksi, serta penyakit lain yang mendasarinya.

 

3. Kifosis, Lordosis, dan Skoliosis

Kifosis, lordosis, dan skoliosis adalah kelainan pada tulang punggung. Kifosis merupakan kelainan di mana tulang punggung terlalu membengkok ke belakang. Lordosis merupakan kelainan di mana tulang punggung terlalu membengkok ke depan. Sementara itu, skoliosis merupakan kelainan di mana tulang punggung terlalu membengkok ke kanan atau ke kiri. 

Gambar kifosis, lordosis, dan skoliosis

Gambar kifosis, lordosis, dan skoliosis (Sumber: jogja.tribunnews.com)

Ketiga kelainan ini dapat dipicu oleh posisi duduk yang tidak benar. Selain itu, bisa juga dipicu oleh kebiasaan mengangkat beban terlalu berat pada salah satu sisi bahu, sehingga membuat posisi tulang punggung tidak lurus dan tidak seimbang.

 

4. Polio 

Polio adalah kelainan yang disebabkan adanya infeksi virus polio. Penderita polio akan mengalami kondisi tulang yang kian lama kian mengecil sehingga berujung pada kelumpuhan.

 

5. Rakhitis 

Rakhitis adalah kelainan yang terjadi akibat kekurangan asupan vitamin D, sehingga tulang kaki berbentuk menyerupai huruf X atau huruf O.

 

Baca juga: 7 Cara Meningkatkan IQ Anak dan Faktor yang Mempengaruhinya 

 

6. Tetanus 

Tetanus adalah kelainan pada otot yang dikarenakan oleh infeksi bakteri, sehingga kondisi otot terus menegang. 

 

7. Atrofi 

Atrofi merupakan kondisi otot yang terus mengecil. Biasanya kelainan ini beriringan dengan adanya infeksi virus polio. Karena otot tidak digerakkan, maka otot akan menyusut dan mengecil. 

 

8. Kram dan Kejang Otot 

Kram dan kejang otot merupakan gangguan yang terjadi akibat kegiatan otot yang berlebih. Biasanya, gangguan ini terjadi pada atlet olahraga yang banyak menggunakan tubuhnya untuk bergerak saat latihan atau lomba.

Sekian pembahasan mengenai sistem gerak pada manusia, yang meliputi pengertian, organ dan komponen sistem gerak manusia, hingga gangguan dan kelainan pada sistem gerak manusia. Kamu sudah paham, belum?

Jangan lupa untuk belajar terus bersama Alta School. Materinya tidak hanya lengkap, namun juga dikemas menjadi pembelajaran yang seru dan menyenangkan!

CTA Blog Alta School

Referensi:

kompas.com/skola/read/2022/10/22/080000469/sistem-gerak-manusia–pengertian-dan-komponennya?page=all&lgn_method=google

health.detik.com/kebugaran/d-6500870/mengenal-sistem-gerak-pada-manusia-beserta-fungsinya 

gramedia.com/literasi/sistem-gerak-manusia/

(Diakses: 25 Februari 2024)

Kenya Swawikanti